http://medicastore.com/penyakit/4/Tekanan_Darah_Tinggi_Hipertensi.html
Tekanan Darah Tinggi
(Hipertensi)
DEFINISI
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan
tekanan darah abnormal di dalam arteri.
Seringkali tidak ada penyebab tekanan darah tinggi yang
dapat diidentifikasi, tapi kadang-kadang terjadi sebagai akibat dari yang
mendasari gangguan ginjal atau gangguan hormon.
Obesitas, gaya hidup, stres, merokok, dan alkohol atau garam
dalam makanan berlebihan semua bisa memainkan peranan terjadinya tekanan darah
tinggi pada orang yang memiliki keturunan hipertensi.
Hampir pada semua orang, hipertensi tidak mempunyai gejala.
Dokter menentukan diagnostiknya untuk tekanan darah tinggi
setelah mengukur tekanan darah dua atau lebih.
Setiap orang disarankan untuk menurunkan berat badan,
berhenti merokok, dan mengurangi jumlah garam dan lemak dalam diet mereka.
Setelah itu diberikan obat antihipertensi.
Untuk banyak orang, kata hipertensi menunjukkan ketegangan
yang berlebihan, gugup, atau stres. Dalam istilah medis, hipertensi mengacu
pada tekanan darah tinggi, terlepas dari penyebabnya. Karena itu biasanya tidak
menimbulkan gejala selama bertahun-tahun-hingga organ vital rusak-sehingga
disebut "silent killer." Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
meningkatkan risiko masalah seperti stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan
jantung, dan kerusakan ginjal..
Pada pemeriksaan
tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada
saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada
saat jantung berelaksasi (diastolik).
Tekanan darah ditulis
sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg,
dibaca seratus dua puluh per delapan puluh.
Dikatakan tekanan
darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya.
Pada tekanan darah
tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Pada hipertensi
sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran
normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya
usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik
terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun
drastis.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang
bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan.
Hipertensi ini jarang
terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.
Tekanan darah dalam
kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal
memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa.
Tekanan darah juga
dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan
aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
Tekanan darah dalam
satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada
saat tidur malam hari.
Klasifikasi Tekanan Darah Pada DewasaKategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal Dibawah 120 mmHg Dibawah 80 mmHg
Pre-Hipertensi 120-139
mmHg 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159
mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 160
mmHg atau lebih 100 mmHg atau lebih
Hipertensi Mendesak
(tanpa disertai gejala kerusakan organ) diatas 180 mmHg diatas
110 mmHg
Hipertensi maligna
(disertai gejala kerusakan organ) 220 mmHg atau lebih 120
mmHg atau lebih
PENGENDALIAN TEKANAN DARAH
Meningkatnya tekanan
darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
Jantung memompa lebih
kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
Arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada
usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arteriosklerosis.
Dengan cara yang
sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika
arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan
saraf atau hormon di dalam darah.
Bertambahnya cairan
dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi
jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah
garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga
tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika:
aktivitas memompa
jantung berkurang
arteri mengalami
pelebaran
banyak cairan keluar
dari sirkulasi
maka tekanan darah
akan menurun.
Penyesuaian terhadap
faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan
sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi
tubuh secara otomatis).
Perubahan fungsi ginjal
Ginjal mengendalikan
tekanan darah melalui beberapa cara:
- Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah
pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan
mengembalikan tekana darah ke normal.
- Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan
garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke
normal.
- Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan
menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon
angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal merupakan
organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit
dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Misalnya penyempitan
arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa
menyebabkan hipertensi.
Peradangan dan cedera
pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf
otonom, yang untuk sementara waktu akan:
- meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight
(reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar)
- meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga
mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah
tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih
banyak)
- mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga
akan meningkatkan volume darah dalam tubuh
- melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin
(noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah. Pengaturan Tekanan
Darah: Sistem Renin Angiotensin Aldosteron
Sistem renin-angiotensin-aldosteron adalah serangkaian
reaksi yang dirancang untuk membantu mengatur tekanan darah.
Ketika tekanan darah turun (untuk sistolik, sampai 100 mm Hg
atau lebih rendah), ginjal melepaskan enzim renin ke dalam aliran darah.
Renin membagi angiotensinogen, suatu protein besar yang
beredar dalam aliran darah, menjadi potongan-potongan. Satu bagiannya adalah
angiotensin I.
Angiotensin I, yang relatif tidak aktif, dibagi menjadi
potongan-potongan oleh angiotensin-converting enzyme (ACE). Satu bagiannya
adalah angiotensin II, suatu hormon yang sangat aktif.
Angiotensin II menyebabkan dinding otot arteri kecil
(arteriola) mengerut, meningkatkan tekanan darah. Angiotensin II juga memicu
pelepasan hormon aldosterone dari kelenjar adrenal dan hormon antidiuretik dari
kelenjar pituitari.
Aldosteron menyebabkan ginjal untuk menahan pengeluaran
garam (natrium) dan kalium. Natrium menyebabkan air harus dipertahankan,
sehingga meningkatkan volume darah dan tekanan darah.
PENYEBAB
Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak
diketahui dan keadaan ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi
primer.
Hipertensi esensial
kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan
pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya
diketahui, maka disebut hipertensi sekunder.
Pada sekitar 5-10%
penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal.
Pada sekitar 1-2%,
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil
KB).
Penyebab hipertensi
lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal
yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin
(noradrenalin).
Kegemukan (obesitas),
gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam
dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki
kepekaan yang diturunkan.
Stres cenderung
menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah
berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Beberapa penyebab
terjadinya hipertensi sekunder:
Penyakit Ginjal
- Stenosis arteri renalis
- Pielonefritis
- Glomerulonefritis
- Tumor-tumor ginjal
- Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
- Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
- Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
Kelainan Hormonal
- Hiperaldosteronisme
- Sindroma Cushing
- Feokromositoma
Obat-obatan
- Pil KB
- Kortikosteroid
- Siklosporin
- Eritropoietin
- Kokain
- Penyalahgunaan alkohol
- Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
Penyebab Lainnya
- Koartasio aorta
- Preeklamsi pada kehamilan
- Porfiria intermiten akut
- Keracunan timbal akut.
GEJALA
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan
gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).
Gejala yang dimaksud
adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan
kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada
seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya
berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
- sakit kepala
- kelelahan
- mual
- muntah
- sesak nafas
- gelisah
- pandangan menjadi kabur
yang terjadi karena
adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita
hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi
pembengkakan otak.
Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
DIAGNOSA
Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring
selama 5 menit.
Angka 140/90 mmHg
atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi, tetapi diagnosis tidak dapat
ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran.
Jika pada pengukuran
pertama memberikan hasil yang tinggi, maka tekanan darah diukur kembali dan
kemudian diukur sebanyak 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan adanya
hipertensi.
Hasil pengukuran
bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetepi juga digunakan untuk
menggolongkan beratnya hipertensi.
Setelah diagnosis
ditegakkan, dilakukan pemeriksaan terhadap organ utama, terutama pembuluh
darah, jantung, otak dan ginjal.
Retina (selaput peka cahaya pada permukaan dalam bagian belakang
mata) merupakan satu-satunya bagian tubuh yang secara langsung bisa menunjukkan
adanya efek dari hipertensi terhadap arteriola (pembuluh darah kecil). Dengan
anggapan bahwa perubahan yang terjadi di dalam retina mirip dengan perubahan
yang terjadi di dalam pembuluh darah lainnya di dalam tubuh, seperti ginjal.
Untuk memeriksa
retina, digunakan suatu oftalmoskop. Dengan menentukan derajat kerusakan retina
(retinopati), maka bisa ditentukan beratnya hipertensi.
Perubahan di dalam
jantung, terutama pembesaran jantung, bisa ditemukan pada elektrokardiografi
(EKG) dan foto rontgen dada.
Pada stadium awal,
perubahan tersebut bisa ditemukan melalui pemeriksaan ekokardiografi
(pemeriksaan dengan gelombang ultrasonik untuk menggambarkan keadaan jantung).
Bunyi jantung yang
abnormal (disebut bunyi jantung keempat), bisa didengar melalui stetoskop dan
merupakan perubahan jantung paling awal yang terjadi akibat tekanan darah
tinggi.
Petunjuk awal adanya
kerusakan ginjal bisa diketahui terutama melalui pemeriksaan air kemih.
Adanya sel darah dan
albumin (sejenis protein) dalam air kemih bisa merupakan petunjuk terjadinya
kerusakan ginjal.
Pemeriksaan untuk
menentukan penyebab dari hipertensi terutama dilakukan pada penderita usia
muda.
Pemeriksaan ini bisa
berupa rontgen dan radioisotop ginjal, rontgen dada serta pemeriksaan darah dan
air kemih untuk hormon tertentu.
Untuk menemukan
adanya kelainan ginjal, ditanyakan mengenai riwayat kelainan ginjal sebelumnya.
Sebuah stetoskop
ditempelkan diatas perut untuk mendengarkan adanya bruit (suara yang terjadi
karena darah mengalir melalui arteri yang menuju ke ginjal, yang mengalami
penyempitan).
Dilakukan analisa air
kemih dan rontgen atau USG ginjal.
Jika penyebabnya
adalah feokromositoma, maka di dalam air kemih bisa ditemukan adanya
bahan-bahan hasil penguraian hormon epinefrin dan norepinefrin.
Biasanya hormon
tersebut juga menyebabkan gejala sakit kepala, kecemasan, palpitasi (jantung
berdebar-debar), keringat yang berlebihan, tremor (gemetar) dan pucat.
Penyebab lainnya bisa
ditemukan melalui pemeriksaan rutin tertentu.
Misalnya mengukur
kadar kalium dalam darah bisa membantu menemukan adanya hiperaldosteronisme dan
mengukur tekanan darah pada kedua lengan dan tungkai bisa membantu menemukan
adanya koartasio aorta.
PENGOBATAN
Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat
diberikan pengobatan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Langkah awal biasanya
adalah merubah pola hidup penderita:
Penderita hipertensi
yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan berat badannya
sampai batas ideal.
Merubah pola makan
pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol darah tinggi.
Mengurangi pemakaian
garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap
harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan kalium yang cukup) dan
mengurangi alkohol.
Olah raga aerobik
yang tidak terlalu berat.
Penderita hipertensi
esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali.
Berhenti merokok.
PEMBERIAN OBAT-OBATAN
Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang
diberikan untuk mengobati hipertensi.
Diuretik membantu
ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan di seluruh
tubuh sehingga menurunkan tekanan darah.
Diuretik juga
menyebabkan pelebaran pembuluh darah.
Diuretik menyebabkan
hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga kadang diberikan tambahan kalium
atau obat penahan kalium.
Diuretik sangat
efektif pada:
- orang kulit hitam
- lanjut usia
- kegemukan
- penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun
Misal : Hydrochlorothiazide, Chlorthalidone, Metolazone,
Indapamide, Spironolactone, Amiloride, Triamterene, Furosemide, Bumetanide,
Ethacrynic acid
Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri
dari alfa-blocker, beta-blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang
menghambat efek sistem saraf simpatis.
Sistem saraf simpatis
adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stres,
dengan cara meningkatkan tekanan darah.
Yang paling sering
digunakan adalah beta-blocker, yang efektif diberikan kepada:
- penderita usia muda
- penderita yang pernah mengalami serangan jantung
- penderita dengan denyut jantung yang cepat
- angina pektoris (nyeri dada)
- sakit kepala migren.
Misal : Atenolol, Metoprolol, Propranolol, Nebivolol,
Esmolol, Labetalol, Carvedilol, Bisoprolol
Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor)
menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.
Obat ini efektif
diberikan kepada:
- orang kulit putih
- usia muda
- penderita gagal jantung
- penderita dengan protein dalam air kemihnya yang
disebabkan oleh penyakit ginjal menahun atau penyakit ginjal diabetik
- pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari
obat yang lain.
Misal : captopril, enalapril, Ramipril, Lisinopril,
Aliskiren, Benazepril , Moexipril , Perindopril
Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah
dengan suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor.
Misal : Losartan, Valsartan, Olmesartan, Eprosartan,
Azilsartan, Irbesartan , Candesartan ,Telmisartan
Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah
dengan mekanisme yang benar-benar berbeda.
Sangat efektif
diberikan kepada:
- orang kulit hitam
- lanjut usia
- penderita angina pektoris (nyeri dada)
- denyut jantung yang cepat
- sakit kepala migren.
Misal : Nifedipine, Amlodipine, Clevidipine, Felodipine,
Diltiazem, Verapamil
Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
Obat dari golongan
ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti-hipertensi
lainnya.
Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna)
memerlukan obat yang menurunkan tekanan darah tinggi dengan segera.
Beberapa obat bisa
menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara
intravena (melalui pembuluh darah):
- diazoxide
- nitroprusside
- nitroglycerin
- labetalol.
Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja yang
sangat cepat dan bisa diberikan per-oral (ditelan), tetapi obat ini bisa
menyebabkan hipotensi, sehingga pemberiannya harus diawasi secara ketat.
PENGELOLAAN HIPERTENSI SEKUNDER
Pengobatan hipertensi
sekunder tergantung kepada penyebabnya.
Mengatasi penyakit
ginjal kadang dapat mengembalikan tekanan darah ke normal atau paling tidak
menurunkan tekanan darah.
Penyempitan arteri
bisa diatasi dengan memasukkan selang yang pada ujungnya terpasang balon dan
mengembangkan balon tersebut.
Atau bisa dilakukan
pembedahan untuk membuat jalan pintas (operasi bypass).
Tumor yang
menyebabkan hipertensi (misalnya feokromositoma) biasanya diangkat melalui
pembedahan.
PENCEGAHAN
Perubahan gaya hidup bisa membantu mengendalikan tekanan
darah tingi. so stay healthy get healthy:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar